A.K.Nasution

A.K.Nasution

Sabtu, 01 Agustus 2009

Planet Nibiru Mengancam Kehidupan Di Bumi

Oleh: Abey Khoir Nasution

PLANET NIBIRU
MENGANCAM KEHIDUPAN DI BUMI

Mungkin anda kira jumlah Planet itu hanya ada sembilan [9] di alam kosmos ini, yaitu: Mercury > Venus > Bumi > Mars > Jupiter > Saturnus > Uranus > Neptunus dan yang terakhir anda ketahui mungkin adalah Planet Pluto. Jika anda beranggapan seperti itu, maka jawabannya adalah salah besar. Sebab belakangan, setelah Planet Pluto diketahui ada dan mengorbit oleh Dr. Slipper dari Lowell Observatorium di Arizona pada tanggal 13 Maret 1930, diketahui pula terdapat Planet yang ke sepuluh [10], mereka menamainya dengan Plenet Nibiru, dan hal ini termuat dalam “Illustrated Science and Invention Encyclopedia” Volume ke delapan belas [18], terbitan tahun 1987-1989. Sekelompok ilmuan Rusia mengadakan serangkaian pertemuan pada tahun 2000, untuk membahas munculnya dan dampak dari Planet Nibiru tersebut. Ini menjadi sumber berita Reuter dengan headline “Kejadian di tahun 2003” [Diterbitkan Kantor Berita Reuter, edisi 13 September 2000]. Yang dalam pertemuan itu menghasilkan suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa, Planet Nibiru itu memang ada dan mengorbit, namun apakah Planet ini akan bertabrakan dengan bumi? Ini yang masih dipelajari oleh mereka. Pengamatan seputar Planet Nibiru ini juga dilakukan di Observatori St. Petersburg Rusia, Ilmuan-ilmuan disana menamai Planet ini dengan sebutan “Raja Sun” atau “Bintang Yang Besar”. Tidak berhenti disitu saja tentunya, seorang Arkeolog bernama Zecharia Sitchin mengatakan bahwa jumlah Planet di alam kosmos ini ada dua belas [12], pernyataan Sitchin ini ditulisnya dalam buku “The 12th Planet” yang diterbitkan di tahun 1970an. Namun teori Sitchin ini sempat ditertawakan, dan setelah satu persatu temuan ilmuan membuktikan kebenaran dari teori tersebut Statement-statement Sitchin mulai diawasi dengan ketat pula. Bahkan mungkin, ada lebih banyak lagi Planet-planet yang kita tidak mengetahuinya, hal ini diperkuat dengan Firman Allah Swt dalam surah Al-Mulk [3], yang artinya menyebutkan bahwa “Ia Allah-lah yang menciptakan 7 langit (planet) yang bertingkat-tingkat. Engkau tidak akan melihat kejanggalan di dalam ciptaan Allah yang Maha Pemurah itu. Maka ulangilah memandangnya, adalah engkau melihat cacat padanya?”. Kemudian Allah Swt menerangkan pula “Sungguh kejadian langit dan bumi adalah lebih besar (lebih hebat) dari kejadian manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”, [Al-Mu`min: 57].
Planet Nibiru atau Planet yang ke sepuluh [10] ini sudah pernah dituliskan oleh bangsa Sumeria sejak 6000 tahun yang lalu dalam tulisan kunonya, Nibiru yaitu “Planet yang bersilangan”. Menurut catatan astronomi kuno yang dicocokkan dengan pengetahuan modern sekarang ini, Planet Nibiru memiliki orbit eliptik seperti komet, yang perjalanannya melewati orbit Planet Pluto. Astronom dari Observatorium Naval Amerika Dr. Thomas C. Van Flandren dan Dr. Richard Harrington mengatakan, perubahan kutub di Planet Uranus dan Neptunus, terjadi akibat sebuah Planet. Mereka membuat kalkulasi tentang sebuah Planet urutan ke sepuluh [10] ini di system tata surya dengan ukuran dua [2] sampai tiga [3] kali lebih besar dari bumi, serta memiliki tingkat orbit eliptikal yang lebih tinggi. Penemuan ini melengkapi dari teori yang pernah disinggung oleh Sitchin, bahwa Planet Nibiru berada dekat dengan bumi. Pada tahun 1982, NASA mengeluarkan statement tentang keberadaan Planet Nibiru ini, namun sekarang pihak NASA menolak memberikan komentar sama sekali ke public. Bahkan saat ini banyak sekali Observaorium yang kini tiba-tiba saja tertutup untuk umum. Dan petugas observatoriumpun tak mau mengarahkan teleskop ke konstalasi bintang Orion. Banyak alasan dibuat, supaya orang tidak mempercayai hal ini. Kenyataan tentang Planet Nibiru, Adler Planetarium dan Astronomy Museum in Chicago maupun Planetarium di Rose Center for Earth and Space, New York selalu saja tertutup untuk umum, dengan berbagai alasan mereka. Serta di banyak Negara merahasiakan hal ini, demi untuk mencegah kepanikan makhluk yang ada di bumi tentang ancaman dari Planet Nibiru. Seperti hal yang dialami oleh Dr. Harrington, yang pertama meyakini keberadaan Planet Nibiru berdasarkan catatan kuno orang-orang Sumeria, ia meninggal mendadak akibat kecelakaan yang sengaja dibuat-buat. Banyak orang menduga hal ini disebabkan keberaniannya mengekspos penemuan Planet Nibiru, guna melengkapi teori Sitchin. Sejak peristiwa inilah banyak ilmuan yang memilih tutup mulut dan tak mau banyak bicara mengenai Planet Nibiru.
Kalangan orang-orang di NASA, DoD [Badan intelegensi militer], SETI dan CIA sudah pernah memprediksikan kalau 2/3 dari penduduk Planet bumi akan punah, ketika terjadi pergantian kutub yang disebabkan kedatangan Planet Nibiru. Sisa populasi yang bertahan hidup, terancam bahaya kelaparan dan radiasi elemen, hanya dalam jangka waktu enam [6] bulan setelah kejadian ini. Semua operasi rahasia menyadari kenyatan ini, dan sudah menyiapkan diri mereka. Konon, Negara Vatikan juga sudah mengetahui akan hal tersebut, namun sayangnya masyarakat luas dibiarkan begitu saja tanpa memberitahukan informasi ini, masyarakat dibiarkan terlena dengan aktifitasnya sehari-hari, tanpa punya kesempatan untuk menyiapkan diri menghadapi bencana besar ini. Tentunya hal ini dapat membuat kegemparan global, yang berdampak mempengaruhi pasar uang serta mengakibatkan lumpuhnya perekonomian dunia.
H. Bey Arifin dalam bukunya SAMUDERA AL-FATIHAH, Edisi Revisi, Cet. 25 [Bina Ilmu, Surabaya: 2005], Hlm. 24-25, menggambarkan betapa dahsyatnya kerusakan-kerusakan di bumi dan timbulnya berbagai macam penyakit akibat dari perubahan jarak-jarak antara Planet-planet yang ada pada alam kosmos ini. Dari lintasan dan jarak tertentu yang ditentukan Allah bagi bumi di tengah-tengah alam Planet dan bintang-bintang. “Merupakan perlindungan Allah yang sangat besar faedah dan manfaatnya terhadap semua kehidupan dipermukaan bumi ini. Lebih-lebih bagi kehidupan dan kebahagiaan hidup kita manusia, dan semua ini harus kita renungkan”.
Bumi yang memiliki berat enam ribu juta juta juta ton [6.000.000.000.000.000.000.000], kelilingnya 25.000 mil [40.000 km] dan diameter 7.927 mil [12.756 km], pada awalnya menempati posisi lebih dekat dengan matahari. Hari-hari di bumi lebih singkat, lebih panas dan penduduknya berkulit gelap karena melanin yang tinggi, [penelitian tentang manusia pertama yaitu Adam, menemukan bahwa Adam ini adalah seorang Negroid, kulit hitam]. Saat itu, Planet yang lebih kondusif dari sisi iklim, jarak dengan matahari dan atmosfir adalah Planet Mars. Namun karena ada tubrukan, maka Planet Jupiter masuk orbit. Jadi jarak bumi menjauh dari matahari, dan inilah yang mempengaruhi banyak hal, seperti warna kulit penduduk dan lama hari serta lain sebagainya. Tabrakan itulah yang menyebabkan “The Great Deluge” atau banjir besar, yang digambarkan pada kisah Nabi Nuh. Hal inilah yang menjadi sorotan para ilmuan-ilmuan tentang apakah akan terjadi lagi tabrakan-tabrakan seperti tersebut di atas, sehingga mengakibatkan kerusakan pada tempat tinggal manusia [bumi].
Pernah dengar Bangsa Anunnaki? Makhluk ini tinggal di Planet Nibiru. Penasaran?? Insya Allah, kelak saya akan memaparkan tentang keberadaan Bangsa Anunnaki ini kepada pembaca sekalian. Karena, saya masih mengumpulkan bahan-bahan referensi/rujukan yang menguatkan adanya Bangsa selain di Planet Bumi. Akhirnya, saya memohon ampun kepada Allah Swt, dan maaf kepada pembaca sekalian. Mudah-mudahan tulisan sederhana ini dapat menambah sedikit pengetahuan kita, sekaligus sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar